Khartoum, 03 Maret 2015
Sebagai salah satu Implementasi Memorandum of Understanding (MoU) Universitas Jenderal Soedirmandengan PT. Poultrindo Lestari (Salim Group) yang ditandatangani pada tanggal 15 April 2014,pengembangan riset dan teknologi bidang pertanian UNSOED merambah ke salah satu negara di Afrika,Negeri Sudan. Mendukung program government to government antara pemerintah Republik Indonesiadengan Pemerintah Sudan, dua peneliti Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed, Prof. Ir.Totok Agung Dwi Haryanto, M.P., Ph.D. selaku Ketua Tim Peneliti Program Kerja Sama UNSOED – PT.Poultrindo Lestari (Salim Group) dan Ir. Suprayogi, M.Sc., Ph.D., Kepala UPT Layanan InternasionalUNSOED mengawali langkah program pengembangan teknologi bidang pertanian di Sudan. Sudan Mission Team Indonesia yang dikoordinasikan oleh Kedutaan Besar Sudan untuk Indonesia, terdiri daridua pakar bidang pertanian dari UNSOED (Prof. Totok dan Dr. Suprayogi), dua pakar engineering dari PT.LAPI ITB (Dr. Hernawan Mahfudz dan Irfan Amran), dua pakar hidrologi dari kalangan praktisi (Robert danDadan, Salim Group), serta Ustadz Ahmad Sahal, staf ahli DPR sebagai mediator dan pemandu.
Kunjungan tim Indonesia ke Sudan bertujuan untuk mengkaji peluang investasi di bidang pertanian dalamarti luas, pertambangan serta jasa yang berorientasi ekspor atas undangan Pemerintah Sudan.Pemerintah Sudan, yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Menteri Investasi dan Wakil Menteri Pertanian,sangat menyambut baik dan sangat terbuka dengan kehadiran tim Indonesia, dan sudah ditunggu sejaktiga tahun lalu. Wakil Menteri Investasi Sudan, Dr Ali Muhamed Musa Tawer dalam audiensinya dengantim Indonesia pada tanggal 1 Maret 2015, menyebutkan bahwa Pemerintah Sudan ingin mengembangkanproduktivitas pertanian untuk ekspor dengan mengundang investor. Beberapa negara yang telah mencobamengembangkan pertanian di Sudan adalah JICA Jepang, China, Pakistan, dan Mesir. Lebih lanjut, WakilMenteri Pertanian, Dr Bahaudin Muhamed Khamis menyampaikan kepada Tim Indonesia bahwa investasiIndonesia nantinya akan diarahkan pada pengembangan kawasan wilayah Provinsi Kasala, denganpotensi lahan pertanian seluas 500 ribu hektar, akan tetapi baru 20% dimanfaatkan sebagai lahanproduktif.
Gambar 2. Pasca koordinasi, Tim Unsoed Prof. Ir. Totok Agung Dwi Haryanto, M.P. dan Ir. Suprayogi, M.Sc., Ph.D. dan delegasi Indonesia berpose bersama Wakil Menteri Pertanian Sudan, Dr BahaudinMuhamed Khamis (berdiri di tengah).
Hubungan baik Pemerintah Sudan dan Pemerintah Indonesia telah lama terjalin. Berkaitan dengan sejarah terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menjadi tonggak kemerdekaannya, Negara Sudan, salah satu negara di Benua Afrika ini merasa memiliki ikatan persaudaraan yang erat dengan Indonesia. Sebelumnya, ulama Sudan Syeikh Ahmad Syurkati datang ke Indonesia dan mengembangkan organisasi dan lembaga pendidikan Al Irsyad Al Islamiyah yang berkembang hingga saat ini. Hubungan kerja sama secara khusus di bidang pertanian telah diupayakan sejak tahun 2014, Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mencoba penanaman padi sawah dan padi gogo di negeri yang berpenduduk kurang dari 30 juta jiwa dengan makanan pokok berbahan dasar gandum ini. Produksi pertanian Sudan, yang salah satunya berpusat di Provinsi Kasala, telah mampu memenuhi kebutuhan penduduk dan beberapa tahun ini telah mampu mengekspor daging ke Timur Tengah, juga emas. Namun demikian, dengan potensi lahan pertanian yang luas Pemerintah Sudan berkeinginan meningkatkan ekspor produk pertanian, khususnya tanaman pangan, melalui investasi berbagai negara. Keseriusan pemerintah atas terbukanya investasi Indonesia di bidang pertanian ini telah ditunjukkan dengan dibangunnya tiga dam di Kawasan Sungai Nil untuk mendukung infrastruktur bidang pertanian.
Pengalaman Indonesia melalui kiprah tim peneliti Unsoed di bidang produksi tanaman pangan di lahansub-optimal salah satunya telah teruji melalui program Paddy Project di Pulau Bulan, Kepulauan Riau. PT.Poultindo Lesttari (Salim Group) yang mulai fokus mengembangkan potensi alam Indonesia di bidangpertanian sejak tahun 2010, telah bersinergi dengan Tim Peneliti Unsoed untuk mengembangkan padi dilahan mineral bauksit di Kepulauan Riau. Tim yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Suwarto, M.S., Prof. Ir. TotokAgung Dwi Haryanto, Mp., Ph.D, Dr. Ir. M.Rif’an, M.P. Agus Riyanto, M.S.P., M.Si, dan Dyah Susanti, S.P., M.P. telah mampu memproduksi padi di lahan marginal dan suhu tinggi dengan hasil melebihi target, yangbelum dapat dilakukan oleh peneliti negara lain yang telah mencoba sebelumnya. Pengalaman tersebut,dan rekam jejak penelitian dan pengembangan tanaman pangan di berbagai wilayah menjadi modalpengembangan teknologi bidang tanaman pangan di Provinsi Kasala, Sudan. Kiprah Unsoed semogaterus menjadi sumbangsih Indonesia untuk dunia. Maju Faperta Unsoed, maju Indonesia..! (Dyah/020215)
Kontributor: Dyah Susanti, SP. M.P. (tim peneliti Tim Peneliti Program Kerja Sama UNSOED – PT.Poultrindo Lestari (Salim Group), dan Tim Website Faperta Unsoed.
