WELCOME NIL SUDAN

SELAMAT DATANG DI PUSAT INFORMASI SEPUTAR BERITA SUDAN

6 Jul 2016

Mahasiswa Aceh Khatib Idul Fitri di KBRI Sudan, Lebarannya Ala Indonesia



SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Ratusan WNI dan mahasiswa Indonesia di Sudan, melaksanakan shalat dan merayakan Idul Fitri ala negeri sendiri di wisma Kedutaan Besar RI di Khartoum, Rabu (6/7/2016).
Hampir setiap tahun KBRI di Khartoum menggelar pelaksanaan Shalat Idul Fitri bersama sekaligus menyelenggarakan acara Open House bersama WNI dan mahasiswa Indonesia.
Seperti diberitakan mirajnews.com , Shalat Id kali ini diadakan di halaman Wisma Duta KBRI Khartoum yang dimulai sejak pukul 06.30 EAT waktu setempat, mengikuti hari raya negara-negara Arab lainnya di hari yang sama, demikian Koresponden MINA di Khartoum melaporkan.
Bertindak sebagai imam adalah Ribut Nur Huda, S.Hum, M.Ed dan Khatib Safrizal Sulaiman, S.Pd.I, MA, keduanya merupakan mahasiswa Indonesia yang saat ini sedang melanjutkan Program Pascasarjana Doktoral di salah satu universitas terkemuka diSudan.
Dalam khutbahnya, Safrizal mahasiswa yang berasal dari Aceh ini menyampaikan bahwa Al-Quran harus dijadikan sebagai landasan dan pondasi dalam kehidupan, seperti halnya pada bulan Ramadhan.
Selain itu, Dubes RI untuk Sudan dan Eritrea Drs. Burhanuddin Badruzzaman, memberikan sambutan pada acara tersebut.
Burhanuddin menegaskan bahwa KBRI mengutuk keras pelaku teror bom terbaru di kota suci Madinah, Arab Saudi dan di Solo, Indonesia yang mengatasnamakan Islam.
“Karena ciri dari Islam bukan mengajarkan kepada kekerasan tetapi mengajarkan kepada perdamaian,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Konsuler Asrarudin Salam mengumumkan tentang himbauan pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan, sebab sebelumnya seorang WNI menderita sakit TBC.
Acara selanjutnya adalah ramah tamah sambil menikmati hidangan menu khas lebaran di Indonesia bertempat di Wisma Duta Besar RI.
Beberapa tahun belakangan, jumlah WNI dan mahasiswa Indonesia cukup meningkat di Sudan, terutama mahasiswa yang ingin melanjutkan studinya ke beberapa perguruan tinggi di negara itu. Mahasiswa Indonesia di Sudan berjumlah sekitar 650 orang.

13 Apr 2016

Tari Saman Ramaikan Pembukaan Musim Budaya ke-11 di Universitas Internasional Afrika



Khartoum,6Rajab 1437/13 April 2016 (MINA) – Universitas Internasional Afrika di Khartoum, ibukota Sudan tengah mengadakan acara tahunan Musim Budaya Ke-11, Selasa (12/4) waktu setempat, segaligus rangkaian dari milad  ke-60  berdirinya kampus tersebut.
Acara tersebut akan berlangsung selama hampir dua bulan yang terbagi di beberapa Perlombaan budaya baik  antar Fakultas, BEM, dan Komunitas lainnya di lingkungan kampus.
Universitas Internasional Afrika berdiri pada 1966 memiliki mayoritas mahasiswa asing yang tersebar di 19 fakultas dan enam institut, demikian laporan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Sudan.
Pada acara pembukaan Selasa yang dipusatkan di Hall Conference Universitas Internasional Afrika, menampilkan budaya asli Indonesia yang dibawakan oleh para mahasiswa asal Palembang-Sumsel yang sedang menimba ilmu di Sudan.
Mereka membawakan tarian traditional “YA SAMAN” yang mana pada sebelumnya  pernah mewakili Indonesia dalam ajang Karnaval Budaya Internasional Ke-2 yang diadakan Korp Diplomatic di Khartoum beberapa hari yang lalu mewakili Promosi Budaya dan Pariwisata Indonesia oleh KBRI Khartoum.
Dalam Sambutan yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dr. Ibrahim Khaidar yang juga sebelumnya pernah menjadi gubernur di salah satu provinsi di Sudan yaitu Wilayah Syimaliyah-Sudan, mengatakan bahwa dalam acara ini akan melibatkan seluruh mahasiswa yang ada di beberapa fakultas lingkungan Kampus IUA , baik Mahasiswa asli Sudan maupun asing yang  sampai saat ini berjumlah hampir 15 ribu mahasiswa/i terbagi dari 83 negara, termasuk Indonesia.
Pada acara ini juga ada beberapa Perlombaan penting di antaranya: 1. Tahfid Qur’an 2. Nasyid 3. Karikatur 5. Jurnalistik 6. Drama.7. Pidato dengan Bahasa Arab dan lain-lain.
Sebagai informasi mahasiswa Indonesia yang saat ini melanjutkan studi di Sudan lebih kurang  600 orang lebih yang dominan kebanyakan di Kampus Universitas Internasional Afrika dan beberapa kampus lainnya di Sudan yang kurang lebih hampir 10 Kampus lainnya yang dimasukin oleh mahasiswa Indonesia baik Program sarjana maupun Pascasarsarjana.(L/K06/R05)

Mi’raj islamic News Agency (MINA)

7 Apr 2016

Sudan Ingin Terus Kembangkan Hubungan dengan Uni Eropa

Khartoum, 28 Jumadil Akhir 1437/7 April 2016 (MINA) – Wakil Presiden Sudan Jenderal Bakri Hassan Saleh mengatakan, Pemerintah Sudan ingin terus mengembangkan hubungan dengan Uni Eropa.
Jenderal Saleh mengatakan, Sudan memiliki kemampuan politik yang kuat agar nantinya secara luas dan aktif bisa mengatasi masalah kemiskinan dan migrasi.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, pernyataan itu disampaikan ketika Wakil Presiden menerima delegasi dari Uni Eropa Bidang Kerjasama Internasional Nevin Lemeka di Istana Presiden Sudan, Rabu (6/4).
Koresponden MINA mengatakan, pihak Uni Eropa mengapreasiasi dan memberikan dukungan kepada Pemerintah Sudan atas kerjasamanya mengatasi masalah imigrasi yang selama ini telah di kerjakan, termasuk imigran dari Suriah dan negara-negara tetangga lainnya.
Sementara itu, Uni Eropa dan dunia internasional akan siap membantu Sudan untuk memulihkan kembali masalah-masalah eksternalnya, termasuk mengatasi dan mengangkat sanksi ekonomi Amerika Serikat yang sudah berjalan hampir 20 tahunan.
Pihak Uni Eropa juga mencatat, Sudan mempunyai peran yang sangat aktif dan penting di kawasan regional.
Wakil Presiden Sudan menegaskan bahwa negaranya perlu ada dukungan yang kuat untuk mencapai itu semua. (L/K06/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA

4 Apr 2016

Sudan-Kuwait Sepakat Pembebasan Visa Diplomatik

Khartoum, 25 Jumadil Akhir 1437/4 April 2016 (MINA) – Menteri Luar Negeri Sudan Prof. Dr. Ibrahim Ghundor telah bertemu dengan Pangeran Kerajaan Kuwait Sabah Ahmad Al-Sabah, dalam rangka kunjungan kenegaraan ke Kuwait Ahad kemarin membahas bersama kerjasama pembebasan visa bagi pemegang visa diplomatik khusus.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, pada pertemuan tersebut selain pembahasan kerjasama pembebasan visa bagi pemengang Visa khusus diplomatik antar kedua negara juga pembahasan kerjasama lainnya yang saling menguntungkan diberbagai bidang.
Selain perjanjian pembebasan Visa, Kementrian Luar Negeri Kuwait juga menegaskan pengembangan kerjasama hubungan studi pengembangan bersama dan nota kesepahaman antara institusi diplomatik milik Pemerintah Kuwait, Saud Nasir As Shobah, yang bergerak di bidang studi dan pengembangan diplomatik dengan institusi diplomatik milik Pemerintah Sudan.
Hadir dalam acara penandatangan tersebut Wakil Menteri Luar Negeri Kuwait, Kholid Sulaiman Al-Jazarallah dan pada Senior yang ada di beberapa kementerian Kuwait serta Duta Besar Sudan untuk Kerajaan Kuwait , Dr. Muhyiddin Salam.(L/K06/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sudan dan India Jalin kerjasama Militer

Khartoum, 24 Jumadil Akhir 1437/3 April 2016 (MINA) – Menteri Pertahanan Sudan Jenderal Awad bin Yusuf telah melakukan  kunjungan resmi  ke beberapa negara sahabat di Asia selama sepekan, termasuk ke India dan Qatar.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, dari hasil kunjungan ke dua negara tersebut, Sudan menjalin kesepakatan dan pengembangan nota kesepahaman terutama dengan India dalam hal pengembangan militer di berbagai bidang yang komprehensif.
Menteri Pertahanan Sudan juga melakukan sejumlah pertemuan, termasuk dengan Menteri Pertahanan India dan sejumlah pejabat penting di Kementerian Pertahanan India. Selain itu juga Menteri Pertahanan Sudan diundang secara khusus oleh Pemerintah India untuk  menyaksikan Pameran Pertahahan dan Militer yang diadakan oleh Kementerian Pertahanan India di Nairobi beberapa hari yang lalu.
Kedua negara membahas cara-cara meningkatkan dan pengembangan hubungan di bidang militer antarkedua negara.
Hasil kesepakatan antara Sudan dan India di antaranya pengembangan nota kesepahaman yang ditandatangani antara kedua negara untuk protokol militer yang komprehensif antara Kementrian Pertahanan  kedua negara, termasuk pegembangan angkatan bersenjata antara kedua negara.
Selain melakukan kunjungan resmi ke India, Menteri Pertahanan Sudan juga menghadiri Pameran Pertahanan Produk Bimdex  yang diselenggarakan di Doha.
Dalam kunjungan itu juga menteri Pertahanan Sudan bersama delegasinya melakukan pertemuan dengan Direktur Industrialiasi Bidang Militer dan Kepala Staf Anggatan Laut Kementerian Pertahanan Qatar, serta menghadiri sejumlah acara penting.
Dr. Khalid bin Muhammad Al Atiya’,  Menteri Pertahanan Qatar sangat memuji kunjungan Jenderal Awad bin Yusuf dalam mengikuti berbagai kegiatan pameran militer yang diadakan oleh Qatar.
Pemerintah Qatar menyatakan akan terus mendukung di semua bidang kerjasama dengan Pemerintah Sudan yang selama ini telah terjalin cukup kuat.(L/ K06/P001)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
http://www.mirajnews.com/id/sudan-dan-india-jalin-kerjasama-militer/108962

Perusahaan Minyak Cina Tak Kurangi Sebagian Investasinya di Sudan

Khartoum, 25 Jumadil Akhir 1437/4 April 2016 (MINA) Sebuah Perusahaan Minyak Nasional Cina (CNPC) yang berpusat di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, Ahad kemarin, mengungkapkan akan berencana mengurangi investasi dan kapasitas produksi mereka di sejumlah negara-negara Africa dan Arab, kecuali untuk Sudan.
Keputusan perusahaan minyak Cina yang didirikan pada tahun 1988 Itu disebabkan adanya dampak dari menurunnya harga minyak global saat ini yang lebih rendah dan kapasitas pembiayaan produksi perusahaan yang cukup tinggi.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh delegasi CNPC yang dipimpin Liu Yu Jin, Direktur Bidang Perencanaan dan Keuangan CNPC, saat menemui Menteri Keuangan Sudan Dr. Badruddin Mahmud di Kantor Kementerian Keuangan Sudan di Khartoum.
Mahmud mengungkapkan bahwa Pemerintah Sudan selalu akan memperkuat kerjasama hubungan strategis dengan Pemerintah Cina di berbagai bidang termasuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik dari kedua negara demi terciptanya hubungan yang kuat serta pengembangan yang strategis dari keduanya.
Dia juga mengatakan kepada delegasi CNPC bahwa Pemerintah Sudan telah membuat komite tingkat tinggi yang secara langsung khusus di bawah Pengawasan Presiden Sudan Omar Hasan Ahmad Al-Bashir, di mana dalam komite tersebut beranggotakan beberapa kementerian terkait termasuk Kementerian Keuangan yang secara langsung mengontrol atas kerjasama hubungan kedua negara yang selama ini telah terjalin.
“Kami berjanji akan terus membantu mengatasi semua hambatan untuk proses investasi dan CNPC untuk beroperasi di Sudan,” kata Mahmud, demikian laporan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum mengutip kantor berita nasional Sudan.
Dia juga menyerukan kepada CNPC untuk meningkatkan kapasitas Produksinya serta mencari tempat Blok-blok sumber minyak terbaru demi untuk menaikan Kapasitas Produksinya di Sudan yang saling menguntungkan antar kedua negara.
Sementara itu, Mahmud juga memuji atas keputusan CNPC atas pengecualian rencana akan memangkas produksi khususnya kepada di Afrika dan dunia Arab.
“Seperti di ketahui juga perusahaan CNPC telah beroperasi di sektor perminyakan khususnya di Sudan sejak tahun 1997. Ini menunjukkan bahwa Sudan merupakan pintu gerbang bagi perusahaan untuk negara-negara di Afrika,” ujarnya.
Sebagai Informasi tambahan bahwa para Investor yang ada di Sudan saat ini didominasi dari Cina, selain dari negara-negara teluk lainnya.
Sudan saat ini masih dalam proses transisi dari Sudan Selatan disebabkan tidak stabilnya keamanan, politik, budaya, dan lain-lain yang itu memicu rendahnya stabilitas ekonomi sudan. Saat ini Pemerintah Sudan masih terus berusaha untuk mengakhiri embargo ekonomi oleh Amerika Serikat dan dunia Internasional yang sudah hampir berjalan lebih dari 20 tahunan.(L/K06/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

24 Mar 2016

KBRI Sudan Adakan Pelatihan Jurnalistik Bagi Mahasiswa

Khartoum, 15 Jumadil Akhir 1437/24 Maret 2016 (MINA) – Dalam rangka meningkatkan Promosi dan daya saing Indonesia di kancah Internasional, khususnya media massa yang ada di Sudan, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Khartoum, Sudan, akan mengadakan Pelatihan jurnalistik bagi mahasiswa/i Indonesia yang sedang melakukan studi di berbagai perguruan tinggi di Sudan.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sidiq Mustakim, melaporkan, Kamis (24/3), pelatihan jurnalistik KBRI Khartoum tersebut akan digelar selama dua hari pada pekan kedua April 2016 dengan menghadirkan para wartawan dan jurnalis dari Asiosiasi Media di Sudan.
KBRI Khartoum mengharapkan digelarnya Pelatihan jurnalistrik yang bekerja sama dengan wartawan dan para jurnalis dari sudan, agar para mahasiswa yang ada di Sudan dapat mengasah bakat dan kemampuan dalam hal tulis menulis dan dengan harapan juga nanti tulisannya akan dimuat di kantor berita atau koran harian Sudan.
Acara yang menggunakan Bahasa Arab dan Inggris itu akan dihadiri mahasiswa/i juga melibatkan para fungsionaris beberapa ormas dan organisasi perhimpunan mahasiswa Indonesia di Sudan, Antara lain Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Sudan, Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS.
“Di samping itu ada juga beberapa alumni. Sampai saat ini jumlah mahasiswa Indonesia di Sudan hampir 600 Orang yang tersebar di 10 Universitas Negeri di berbagai Program Studi di Sudan,” kata Sidiq.
Sebagai informasi tambahan dari pemantauan Koresponden MINA di Sudan, KBRI Khartoum yang dipimpin Duta Besar RI untuk Sudan dan Eritrea, Burhanuddin Badruzzaman, selain sering mengunjungi seluruh kegiatan mahasiswa ataupun kegiatan yang bersifat kemahasiswaan ataupun organiasasi lainnya.
Dia juga telah banyak memberikan dampak Positif bagi Indonesia terutama di Sudan yang di mana ikatan kedua negara ini sudah terjalin cukup lama, bahkan sebelum kedua negara ini merdeka sudah terjalin kerjasama yang cukup kuat dengan ditandainya salah satu ulama Sudan, Syaikh Ahmad Sukarti, berkunjung ke Indonesia.
Selain itu juga dalam hal promosi budaya, perdagangan, pertanian maupun promosi lainnya, KBRI Khartoum menghadiri acara-acara bertaraf Internasional maupun nasional dengan Pemerintah Sudan maupun dengan negara sahabat. (L/K06/R05)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
http://www.mirajnews.com/id/kbri-khartoum-adakan-pelatihan-jurnalistik-bagi-mahasiswa/107515

18 Mar 2016

Sudan Tetapkan Orang Sudan Selatan sebagai Warga Asing

Khartoum, 9 Jumadil Akhir 1437/18 Maret 2016 (MINA) – Pemerintah Sudan telah menetapkan pada Kamis (17/3) siang bahwa warga negara Sudan Selatan yang berada di negara itu sebagai orang asing.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum melaporkan, Pemerintah Sudan akan mengambil tindakan hukum bagi siapa saja dari warga Sudan Selatan yang tidak membawa pasport dan visa ketika memasuki wilayah Sudan dalam sepekan setelah keputusan itu.
Presiden Omar Hassan Al-Bashir sebelumnya mengatakan, memungkinkan pengecualian dan dipertimbangkan bagi warga Sudan Selatan yang mengungsi dari peperangan untuk mencari tempat aman atau pengobatan.
Sementara itu Asisten Presiden Sudan, Ibrahim Mahmoud Hamid mengatakan, pemerintah akan menutup kembali perbatasan jika Sudan Selatan masih terus mendukung gerakan pemberotakan di Darfur, Kordofan Selatan dan Nil Biru.
Utusan Dewan Menteri Umar Muhammad Sholeh mengatakan kepada wartawan, Kamis, Dewan  Menteri sangat menekankan pentingnya stabilitas keamanan di perbatasan. (L/K06/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

3 Mar 2016

Sudan Tampung 100 Ribu Penggungsi Suriah

Khartoum, 24 Jumadil Awwal 1437/3 Maret 2016 (MINA) – Sebuah Komite yang bertanggungjawab secara khusus menangani pengungsi Suriah di Sudan mengungkapkan, jumlah pengungsi Suriah yang sudah tercatat di Sudan sekitar 100 ribu pengungsi.
Menurut komite itu, jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat kondisi di Suriah yang hingga saat ini belum kondusif, media setempatAssohoroq edisi Selasa (2/3) melaporkan.
Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Sudan mengatakan, lembaga yang mengurus pengungsi Suriah memperlakukan para pengungsi dengan sangat baik saat melakukan pendataan pengungsi Suriah di Sudan baru-baru ini.
Perwakilan dari Komite untuk Pengungsi di Sudan, Adil Dafaallah, mengungkapkan, perlakuan baik terhadap para pengungsi adalah instruksi langsung dari Presiden Sudan, Omar Hasan Ahmad Al Bashir.
“Setiap warga negara Suriah yang memasuki wilayah Sudan, otomatis akan disamakan dengan warga masyarakat Sudan pada umumnya, bukan sebagai pengungsi. Ini sebagai bukti nyata bahwa para pengungsi diberlakukan sama sebagai seperti warga Sudan pada umumnya. Tanpa membedakan suku dan bangsa,” ujarrya.
Lebih lanjut, lembaga itu mengatakan, selain menampung dan memberikan pelayanan kepada pengungsi Suriah di Sudan, pihaknya juga akan memberikan berbagai jenis bantuan langsung.
“Usaha ini sebagai agenda untuk memperluas jaringan dengan mengakomodasi seluruh keperluan pengungsi Suriah selama berada di Sudan dengan memberikan bantuan pendidikan informal seperti memberikan beasiswa pendidikan di sekolah dasar, hingga perguruan tinggi yang sesuai dengan kurikulum yang ada di Sudan,” paparnya.
Media-media di Khartoum mengatakan, Khartoum akan menjadi tuan rumah bagi sekitar 80 ribu pengungsi Suriah yang melarikan diri dari perang yang saat ini terjadi di Suriah yang sudah memasuki empat tahun lamanya.
Sebagaimana diketahui, jumlah penduduk di Sudan pasca referendum dengan Sudan Selatan  pada pertengahan 2011 lalu, lebih kurang 38 juta jiwa, merujuk dari  Badan Statistik  Nasional Sudan tahun 2015 lalu, dari hampir 15 negara bagian atau provinsi di seluruh Sudan. (L/K06/P011–P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

29 Feb 2016

Jepang Beri Bantuan Bagi Pengungsi di Sudan

Khartoum, 20 Jumadil Awwal 1437/29 Februari 2016 (MINA) – Pemerintah Jepang menyalurkan bantuan kemanusian untuk para pengungsi yang berada di Sudan melalui Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) sebesar 4,5 juta Dolar AS.
Bantuan kemanusiaan tersebut telah disalurkan sejak diumumkan Pemerintah Jepang Kamis (25/2) lalu untuk mendukung misi kemanusian bagi pengungsi di beberapa titik yang terkena Konflik di sekitar enam wilayah perbatasan dengan Sudan Selatan.
Duta Besar Jepang untuk Sudan, Hideki ITO, menegaskan secara historis Sudan menjadi salah satu tuan rumah terbesar bagi pengungsi dunia. “Saya senang atas bantuan kami kepada para pengungsi di samping menyediakan mereka beberapa keperluan lainnya melalui dana bantuan resmi dari Pemerintah Jepang yang dikelola PBB dalam hal ini UNHCR,” ujarnya.
Sebagaimana laporan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Sudan, bantuan itu sebagai wujud Pemerintah Jepang dalam membantu dan memberikan dukungan untuk Pemerintah Sudan dalam menghadapi para pengungsi akibat terjadinya konflik di berbagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Sudan.
Dia menegaskan keyakinannya bahwa Sudan sangat memainkan peran positif dalam memajukan stabilitas keamanan di kawasan tersebut.
Sementara itu, pihak UNHCR mendukung upaya Pemerintah Sudan untuk memberikan perlindungan dan bantuan kepada pengungsi yang selama ini sangat membutuhkan, terutama di daerah konflik berbatasan dengan Sudan Selatan.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah dan rakyat Jepang atas dukungan yang kuat terhadap pengungsi yang ada di Sudan,” kata Mohammad Adrar, perwakilan UNHCR untuk Sudan.
Kontribusi Pemerintah Jepang akan dialokasikan terutama untuk mendukung UNHCR melakukan misi kemanusiaannya dalam memberikan bantuan untuk pengungsi terutama di Khartoum, Sudan Timur, dan Darfur.
Bantuan tersebut juga menjamin keberlanjutan layanan dasar untuk mendukung sekitar 90 ribu pengungsi dan masyarakat setempat terutama di Sudan Timur. Termasuk juga mendukung keperluan dasar masyarakat, terutama bidang kesehatan gizi, saluran air bersih, pendidikan, dan lain-lain.
Selain itu, pihak UNHCR akan menyediakan penampungan darurat untuk para Pengungsi, demikian laporan Media Online Sudan Tribune kemarin malam.(L/K06/R05)
 Mi’raj Islamic News Agency (MINA)